Malam minggu bagi sebagian orang adalah waktu yang tepat buat bersenang-senang, jalan-jalan sama pacar (kalau punya pacar), keluarga atau sendirian. Banyak pilihan yang bisa kita lakukan di malam minggu seperti gini. Kalau untuk saya malam minggu akhir-akhir ini mulai ngga asik dan menarik. Eits... jangan salah sangka dulu, bukannya karena saya belum punya pacar atau ngga punya uang untuk jalan-jalam seperti kebanyakan orang tapi karena ada satu kegiatan yang biasanya saya ikuti setiap malam minggu, yang mulai dari tahun kemarin ngga saya ikuti lagi. Mungkin menurut orang-orang itu hanya acara yang biasa-biasa saja, yah kumpul bareng anak-anak seumur saya gitu. Di situ saya ngga hanya sekedar ngumpul dengan teman-teman yang lain. Di situ kita bisa sharing pengalaman hidup satu sama lain. Mungkin kalian pikir apa enaknya coba kumpul-kumpul kaya gitu? Menurut saya enak banget, karena di situ semua sudah dianggap seperti saudara kandung, ngga peduli kalian baru ikutan kumpul atau sudah lama. Kalau ada seseorang yang kesulitan di sana, yang lain pasti cepat tanggap untuk membantu. Kangen banget sama teman-teman di sana yang sudah saya anggap keluarga kedua saya. Ngga ada yang bisa gantiin mereka di hati dan hidup saya.

Sumber: facebook

Punya keluarga yang selalu ada kapan pun dan dimana pun kita berada merupakan kesenangan tersendiri buat saya. Teman kita belom tentu bisa ngerasain apa yang kita rasain, tapi keluarga yang setiap hari kita temuin pasti bisa ngerasain kalau kita lagi ada masalah. Jadi kangen sama keluarga kedua saya. I really miss you guys! Keep doing good!

Minggu ini salah satu film Thailand yang berjudul, "A Crazy Little Thing Called Love" telah berhasil membuat saya dan teman-teman kampus saya galau habis sampai ada yang nangis. Sungguh film itu telah berhasil menghipnotis semua orang yang menontonnya.

Nih poster filmnya.

Dari posternya aja udah keliatan kan, kalau film ini bagus banget apalagi pemeran utama dalam film ini. Cowok yang diidam-idamkan hampir semua wanita. Belakangan saya baru tahu namanya Mario Maurer, cowok kelahiran 4 Desember 1988. Umurnya ngga beda jauhlah sama saya, bisa nih kayanya dijadiin. Jadi apa ya enaknya? :p Kalau yang berperan jadi ceweknya, nama aslinya itu Pimchanok Luevisetpaibool. Cantik ya?

Film ini recommended banget buat ABG jaman sekarang yang susah untuk mengungkapkan cinta ke cowok atau cewek yang disukainya. Sesuai dengan pesan dari film ini: kalau kita suka sama orang tuh ya, jangan kelamaan dipendam nanti keburu diembat orang. Kalau sudah kaya gitu, kan kita sendiri yang nyesel. *pengalaman pribadi*

Oh iya, saya mau sedikit share the best scenes di film ini versi saya sendiri.

Shone dan Nam duduk berduaan di jembatan. Shone charming banget deh.

Favorite Scene

-Juni 2011

Kemarin saya iseng ikut seminar yang diadakan mahasiswa D3 di kampus saya tercinta. Berawal dari kehebohan 6 orang temen saya yang lihat poster seminarnya di jurusan saya. Gimana ngga heboh, yang bakal jadi speakernya di situ adalah si Raditya Dika, blogger yang sekarang akhirnya sukses jadi penulis buku komedi. Teman saya pun excited untuk ikut seminarnya. Mereka mulai coba untuk menghubungi contact person yang ada di poster seminar itu. Saya pun ikut membantu. Mulai dari add pin BBM biar bisa tanya tentang detail acaranya, sms, bahkan telepon. Yang paling lucu itu adalah yang terakhir: telepon salah satu nomor di contact person tsb. Berhubung ngga ada yang mau korbanin pulsanya buat telepon, akhirnya saya rela buat telepon. Ketika saya telepon, anehnya sudah dua kali saya redial kok ngga masuk-masuk. Lalu salah satu teman saya bilang, "Pulsa kamu habis kali!". Saya jawab, "Enak aja, tadi tuh saya masih bisa telepon si Barbara pas di kantin! Sinyal kali nih". "Coba cek pulsa!", salah satu teman saya angkat bicara. Dan saya pun mengecek pulsa. Ternyata pulsa saya memang benar habis, tinggal berapa puluh perak saja. Setelah itu teman saya tanya, "Gimana? Ada ngga pulsanya?". Saya jawab, "Ternyata pulsanya abis kawan-kawan"(tampang ngga ada dosa). Dan semua pun menertawai saya.

sumber: https://ujpunj.wordpress.com

Perjuangan untuk menelepon contact person seminar yang tadi saya bilang itu, ngga berakhir saat pulsa saya abis. Teman saya tetap kekeh dan penasaran, akhirnya kita coba telepon no yang lain. Namanya Adit. Kata salah satu teman gue, "Mungkin kalau kita sms si Adit ini dibalas kali nih. Biasanya yang namanya Adit kan baik." Saya menjawab, "Ngaruh ya? Ya udah coba gih sms". Dia pun akhirnya sms yang namanya Adit. Beberapa menit kemudian setelah sms, si Adit pun bales. Ternyata teman saya benar ya, yang namanya Adit emang baik dan rajin pula, tapi dalam hal sms-an doang. Teman saya bilang, "Eh, kata si Adit kalau mau beli tiket seminarnya, kita harus datang ke fakultasnya dia". Teman saya yang lain, "Repot banget deh, dia ngga tau apa kita satu kampus?". Setelah balesan sms itu akhirnya kita memutuskan minggu depan ke fakultasnya dia untuk beli tiket seminar itu.

Setelah seminggu berlalu, rencana pun hanya tinggal rencana, belom ada yang bergerak buat beli tiket seminar itu. Sampai akhirnya tiga hari sebelum hari H pun, teman-teman gue yang tadinya histeris teriak-teriak karena akan ada Raditya Dika di seminar itu pun jadi biasa aja. Nothing happened. Cuma tinggal beberapa orang saja yang histeris, termasuk saya.

Tiga hari sebelum hari H, akhirnya saya mendapatkan tiket itu. Perjuangan banget. Dan tahu ngga gimana saya bisa dapetin tiket itu? Dari saudara saya sendiri yang ternyata kuliah di kampus yang sama dengan saya.

Akhirnya bisa juga bertemu si penulis Marmut Merah Jambu. Mau tau apa aja yang saya dapatkan dari seminar itu? Tunggu postingan selanjutnya ya.

-April 2011

Berhubung hari libur dan ngga ada kegiatan. Kemarin gue sendirian iseng maen ke British Council (BC) sekarang dikenal dengan perpustakaan pendidikan nasional. Kapan lagi kan bisa baca gratis, ngga bayar, ber-AC trus bisa tiduran juga di sofanya yang asli empuk banget.

Sebenernya saya mau datang ke sana bersama teman. Eh tiba-tiba dia ngga jadi ikut karena hari itu hujan deras. Alhasil saya jadi pergi sendirian.

Pas sampai di perpus itu, saya langsung mencari buku motivator favorit saya, Mr. John Maxwell. Saya mecari dari ujung ke ujung ternyata ngga ada. Akhirnya saya memilih untuk baca buku, Mr. Dale sama buku Chicken Soup for the Teenage (biar berasa remaja, padahal sih udah tua). Buku yang pertama saya sebutkan itu agak berat bahasanya. Kalau yang kedua bahasanya lebih mudah dicerna dan lebih realistis untuk kaum remaja yang kata orang jaman sekarang itu kaum yang terkenal unyu-unyu, galau dan labil.



Setelah baca buku itu, saya menemukan satu bagian yang bagus banget untuk kita pikirin baik-baik. Ini tentang makna hidup yang sebenarnya. Coba baca ini supaya kalian ngga asal hidup doang tanpa tahu makna dan tujuan kalian hidup di dunia ini.

 Gimana menurut kalian, guys? Setuju dengan kutipan ini? Give me your comments...