Teman Baru dan Pesta Kecil-kecilan

09:28:00

Hari itu adalah welcome reception IATEFL Conference yang ke-50. Saya sangat ingin sekali melihat acara pembukaan tersebut. Sangat disayangkan hari itu saya bangun kesiangan. Maklumlah di sana saya sendiri, tidak ada teman yang mengingatkan saya untuk bangun pagi itu. Saya pun melewatkan welcome reception hari itu.

Sebenarnya dalam acara tersebut, seluruh peserta conference yang datang dari berbagai negara akan berkumpul dan menyambut cyclist yang bersepeda dari Manchester ke Birmingham untuk IATEFL Projects. Mereka adalah beberapa orang dari telc Language Tests. Jadi mereka tujuan mereka bersepeda sejauh itu adalah menggalang dana untuk IATEFL Project. telc Language Tests ini juga salah satu dari sekian banyak sponsornya IATEFL Conference. Oh ya, selain cylist yang tadi saya sebutkan, ada juga IATEFL President dan Mayor of Birmingham yang hadir.

Sumber: flickr

Setelah welcome reception selesai, agenda conference yang sebenarnya pun dimulai. Jam 08.00 registration desk mulai dibuka. Karena saya sudah mendaftar, saya tidak perlu datang jam 08.00. Sebenarnya jam 08.15 ada sekitar 30 menit sesi "How to ....Track". Ada tiga sesi yang bisa saya pilih, saya memilih untuk tidak datang ketiga sesi tersebut karena saya lebih sayang perut saya daripada sesi-sesi itu.

Saya pun memilih datang jam 09.00 saat opening announcement dan first plenary session. Saya datang jam 09.00 dan hall 1, the ICC sudah penuh dengan peserta conference yang datang dari berbagai negara. Saya merinding saat melihat ribuan orang di dalam hall itu. Panitia yang berada di situ langsung membantu saya menemukan tempat duduk di barisan belakang. Hanya barisan belakang saja yang masih ada spot kosong. Saya pun akhirnya duduk.

Tidak lama saya duduk, Marjorie, selaku IATEFL President memberikan beberapa pengumuman tentang conference yang berjalan beberapa hari ke depan. Salah satu pengumuman yang disampaikannya adalah mengenai jumlah peserta conference di Birmingham ini. Ternyata yang hadir kurang lebih 3000 orang dan saya salah satu orang Indonesia di antara ribuan orang dari berbagai belahan dunia. Amazing!!!

Selesai pengumuman selesai disampaikan, seseorang yang saya tidak ingat namanya membacakan biografi singkat David Crystal, pembicara pertama di plenary session. Saya tidak menyangka kalau dia sudah cukup berumur tetapi dia masih passionate dalam English Language Teaching. Setelah biografinya selesai dibacakan, dia pun masuk dan langsung membawakan session tentang bahasa Inggris dan perubahan yang terjadi di dalamnya selama 50 tahun terakhir. Kenapa  50 tahun? Karena conference ini adalah IATEFL conference yang ke-50.

Untuk teman-teman yang ingin melihat session pak David, bisa dilihat di sini.

Dok. Pribadi 

Tidak terasa satu jam lebih saya mendengarkan presentasi menarik Pak David seputar bahasa Inggris, saya pun beranjak dari tempat duduk saya menuju pintu keluar untuk mengikuti sesi selanjutnya. Ketika mengantri hendak keluar, saya bertemu dengan seorang Indonesia yang ternyata sedang melanjutkan pendidikan S2 di Warwick University. Namanya Sherly. Dia datang ke konferensi ini bersama teman kampusnya, Peter. Sungguh senangnya saya bertemu dengan orang sebangsa saya :p

Kami pun berkenalan dan bertukar nomor telepon. Selesai berkenalan, saya melihat-lihat exhibition sambil minum teh yang disediakan di area exhibition. Banyak buku-buku bagus yang saya lihat di area itu dan saya berusaha sekuat mungkin untuk tidak dulu membeli buku-buku yang mungkin tidak bisa saya beli di Indonesia itu.

Puas melihat exhibition dan ngeteh, saya pun beralih ke hall 10b. Sesi di hall tersebut dimulai pukul 12.00. Dalam sesi itu, saya diperkenalkan kepada produk baru dari Pearson English, yaitu Global Scale of English. Intinya saat itu saya hanya mendengarkan presentasi orang jualan produk baru saja sih. Anyway, kapan ya Indonesia bisa mengeluarkan produk seperti Pearson, yang bisa dipakai worldwide :( 

Selesai dari hall 10b, saya kembali menghubungi Sherly dan kami janjian  di registration desk untuk bertemu dan lunch bareng. 

Tidak sulit bagi saya untuk menemukan Sherly karena khas Indonesianya terlihat sekali. Saya mendekati dia dan temannya, dan kami pun berjalan ke sebuah restoran cepat saji tapi bukan McDonalds, yang terletak di belakang the ICC.  

Di restoran itu kami memesan burger dan di sana saya baru tahu kalau di sana kita bisa memilih tingkat kematangan daging yang ada di dalam burger kita. Saya sendiri memilih well done. Karena kalau ngga well done, saya takut dagingnya tidak bersahabat di perut saya.

By the way, karena sudah super lapar saya lupa foto makanannya. Sebagai gantinya, saya kasih foto saya, Sherly dan Peter saja ya.

Dok. Pribadi
Terimakasih Sherly dan Peter sudah ditemani makan siang walaupun mungkin saya jadi 'nyamuk' ya di antara kalian berdua :p

Anyway, nama restoran cepat saji yang saya maksud di atas namanya, Handmade Burger Co. Restoran itu terletak di belakang di the ICC, lebih tepatnya Brindley Place, pas di sebelah kanal. Enaknya kanal di situ ngga seperti di Jakarta yang masih sedikit berbau. Di sana tidak sama sekali, kanalnya bersih sekali dan tidak berbau. Kalau lagi di Birmingham jangan lupa makan di sini ya! Recommended! 


After lunch, saya, Sherly, dan Peter mengikuti Question & Answer Sessions relating to pak David's Session. Di sini orang tidak malu-malu untuk bertanya, begitu ada kesempatan bertanya mereka langsung mengambil pengeras suara yang sudah disediakan panitia. Kalau di Indonesia mah, harus dipancing pakai hadiah dulu baru mau tanya.

Saya kembali berpisah dengan Sherly dan Peter setelah Q & A Session berakhir. Saya mengikuti sesi tentang Games-Based Learning di Media Suite sedangkan mereka mengikuti sesi yang lain. Selama sesi itu saya merasa jadi guru yang paling ketinggalan jaman :( Ternyata banyak media pembelajaran terutama game yang saya belum tahu. Saya bersyukur berkali-kali karena bisa join konferensi ini.


Dok. Pribadi


Sesi ini berlangsung selama 45 menit. Rasanya singkat sekali waktu di sini. Saya pun keluar dari Media Suite dan berjalan menuju sesi selanjutnya. Sesi yang saya pilih adalah Forum on Teaching Teens. Di sini saya berkenalan dengan seorang guru yang berasal dari Afrika Selatan. Lucunya saat berkenalan saya bertanya tentang city dari mana dia berasal :p

Dewi : Where are you from?
Man : I'm from South Africa. 
Dewi: Oh, which city are you from?
Man: I'm from South Africa. 
Dewi: (Okay, I'm wrong.)

Saya tidak mencatat beberapa hal yang saya pelajari di sini tetapi tidak banyak. Hari itu sudah sore, saya sudah mulai tidak bisa berkonsentrasi sebagaimana mestinya hehehehe.


Sesi forum itu pun berakhir dan saya menghubungi teman saya, Eric, salah satu scholarship winners juga untuk kami bersama mengikuti Scholarship Winners Tea Party di depan hall 5


Saya akhirnya bisa bertemu Eric yang selama ini saya temui melalui Facebook. Tidak butuh waktu lama untuk saya bisa akrab dengan Eric. Mungkin karena sama-sama orang Asia ya.


Di Scholarshop Winners Tea Party itu, saya berkenalan dengan beberapa teman baru dari luar Indonesia. Kami bukan saja minum teh tapi disediakan juga minuman beralkohol di sana. Rasanya minuman itu memang menjadi menu wajib di sana. Tidak lama ketika kami sedang mengobrol, Marjorie, IATEFL President, mengumpulkan kami dan memberikan kata sambutan di sana. Saya senang bisa bertemu langsung dengan Marjorie walaupun kami tidak sempat mengobrol karena keterbatasan waktu dan saya yang pemalu :P


Scholarship Winner Party


Marjorie tidak memberikan kata sambutan yang panjang. Dia hanya mengucapkan selamat kepada para Scholarship Winners dan mengingatkan kami untuk tidak lupa mengambil uang saku yang diberikan oleh masing-masing sponsor melalui IATEFL staff. Lumayan untuk bayar tiket pesawat hehehe. Sesudah Marjorie selesai memberikan kata sambutan, saya dan Scholarship Winners yang lain langsung berbaris untuk mengambil uang saku, sertifikat dan juga kenang-kenangan dari IATEFL. Setiap winners mendapatkan uang saku yang berbeda-beda, tergantung sponsor masing-masing. Kalau sponsor saya, English Language Centre Brighton  memberikan £1000. Ya lumayanlah untuk menggantikan uang saya mengurus Visa, tiket pesawat, dan akomodasi saya selama di Birmingham. Thank you so much IATEFL and ELC Brighton!

Saya agak menyesal karena tidak sempat melihat kantor sponsor saya yang berada di Brighton. Rasanya 10 hari kurang :( Tapi saya sempat berfoto dengan representative dari ELC Brighton dan beberapa panitia konferensi yang beberapa bulan sebelum konferensi saya buat repot. Dari mulai saya yang bolak balik tanya tentang Scholarship Rewards sampai salah bikin Visa UK. Thank you Adrian, Alice and Jenny!

Jenny and Me

Alice and Me

Adrian and Me
Selain berfoto bersama mereka, saya juga tidak lupa berfoto bersama Scholarship Winners lainnya. Ada yang berasal dari India, Hongkong, Amerika, Rusia dll.

With My Friend from India
With My Friend from India and

With My New Friends from Nepal, Equador and India

Setelah mengambil uang saku dll, beberapa winners mengadakan pesta kecil-kecilan di sebuah restoran (saya lupa nama restorannya) di dekat the ICC. Di sana kami makan bersama sambil saling mengenal satu dengan yang lain. Saat itu saya duduk di dekat dua orang winners juga yang kebetulan berasal dari Asia sama dengan saya. Mereka bernama Eric, berasal dari Hongkong dan Wenying, berasal dari China. Saya langsung akrab dengan mereka karena ya namanya sama-sama dari Asia ya. Kami langsung membuat grup Whatsapp: Asian Corner. Grup itu hanya bertahan selama kami di UK saja karena Wenying tidak bisa menggunakan Whatsapp di negara asalnya. Di China, hanya aplikasi asal China saja yang boleh digunakan. Mereka bahkan tidak menggunakan Facebook karena mereka mempunyai Facebook sendiri.

Asian Corner - Wenying, Dewi, Eric

Di pesta kecil-kecilan itu saya dan yang lainnya memesan makanan dan minuman. Hampir 80% memesan minuman beralkhohol. Rasanya hanya saya yang memesan kopi :p Lagi-lagi kopi.

Setelah pesta berakhir, saya kembali ke flat tempat saya menginap dan beristirahat untuk konferensi hari kedua!

Senangnya!!!

You Might Also Like

0 comments

Give Me Your Comment