Sampai Jumpa Lagi, Birmingham!

08:37:00

Sampai juga di hari terakhir saya di Birmingham.

Di hari terakhir ini saya tidak mau melewatkan plenary session lagi karena speakersnya keren-keren abis. Yang paling saya incer sih  Scott Thurnburry karena dia salah satu ELT Author favorit saya. Buku-buku yang dia tulis jadi salah satu referensi kuliah saya. Selain itu ada juga Jan Blake yang akhirnya saya nobatkan menjadi story teller favorit saya.

Di hari terakhir, seperti biasa saya menyiapkan sarapan dan membereskan beberapa cucian baju saya di flat. Pemilik flat mengizinkan tamunya untuk menggunakan mesin cuci dan betapa noraknya saya ketika menggunakan mesin cuci di sana. Maklum selama ini keluarga saya percaya cuci pakai tangan itu lebih bersih daripada pakai mesin cuci. Mesin cuci di sana disertai pengering juga karena di sana jarang sekali ada terik matahari seperti di Indonesia. Selama di sana, saya jadi semakin bersyukur dilahirkan di Indonesia dan menjadi bangsa Indonesia karena ternyata kita mempunyai banyak hal yang tidak di miliki oleh negara Inggris ini. 

Kembali ke cucian, selesai membereskan cucian, saya packing barang-barang saya yang ada di kamar tempat saya menginap di flat. itu. Tidak lupa saya membersihkan kamarnya dan merapikan kembali barang-barang yang ada seperti semula. Rasanya saat itu saya masih ngga rela harus keluar dari  kamar itu. Saya merasa seperti di rumah ketika berada di kamar itu.

Setelah packing selesai, saya pun menaruh koper saya di dalam kamar dan bertemu dengan pemilik flat untuk minta izin karena saya baru akan check out di sore hari. Mereka pun mengizinkan dan saya langsung meninggalkan koper di kamar dan berangkat menuju the ICC.

Saya masih bisa mengejar plenary session pertama di hari itu. Saya amazed begitu memasuki hall dan melihat Scott secara langsung di depan mata saya. Saya masih ngga percaya sama seperti saat saya pertama kali menjejakan kaki di Heathrow Airport. Biarin mau dibilang norak :p Saya sangat menikmati presentasi dari Scott di plenary session saat itu. Banyak hal baru yang kembali saya pelajari saat itu.


Scott Thornbury

Saya langsung keluar dari hall begitu Scott menyelesaikan presentasinya. Saya langsung bertemu dengan geng Asia saya, Wenying dan Eric. Mereka ternyata mempunyai rencana yang berbeda untuk menikmati hari terakhir IATEFL Conference 2016. Wenying mengikuti sampai plenary session yang terakhir. Sedangkan Eric langsung berangkat menuju kota kelahiran Shakespeare, Stratford-upon-Avon. Kami pun berpisah dan membuat janji untuk kembali bertemu di London sebelum saya kembali pulang ke Indonesia.

Sebelum berpisah dengan Wenying, dia menyarankan saya untuk mampir melihat perpustakaan terbesar di Birmingham, yang letaknya kebetulan di sebelah gedung conference diadakan. Selama conference saya hanya menghabiskan waktu di City Centre dan berkunjung sekali ke China Town. Padahal di Birmingham banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi. Sedikit menyesal sih tapi ya sudahlah, toh banyak juga ilmu baru yang saya dapatkan selama mengikuti conference.

Saya pun mampir di perpustakaan sebelah, sendirian :p Sewaktu saya ingin berkunjung, kebetulan perpustakaannya belum buka. Jadi, saya harus mengantri di depan pintu masuk. Perpustakaan ini dibuka tepat pukul 11 pagi.

Opening Hours Library of Birmingham


Dari pintu masuk saja, saya sudah dibuat kagum dengan perpustakaan ini. Jadi, di sini kita bisa mengembalikan buku di mesin yang berbentuk seperti ATM, dan tidak perlu bertemu dengan pertugas perpustakaan. Kita hanya perlu menaruh bukunya di mesin itu dan memasukkan barcode keanggotan perpustakaan.

Setelah melewati pintu masuk, saya melihat coffee shop di sebelah kanan. Di sana kita bisa baca buku yang kita pinjam dari perpustakaan sambil ngopi. Asik kali ya kalau Jakarta punya perpustakaan seperti ini. 

Di lantai 1, ada perpustakaan khusus anak-anak. Desain ruangan bacanya bagus dan bukunya juga banyak. Dijamin anak-anak ngga bakal bosen deh ke sini. Di lantai selanjutya kita bisa melihat lebih banyak lagi buku. Ada 1 spot yang sengaja saya cari: bahasa. Saya mencari buku bahasa Indonesia, dan ternyata ada loh! Ya, walaupun cuma 1 aja.




Berhubung saya ngga berniat nyari buku, saya hanya berkeliling di dalam perpustakaannya dan langsung menuju lantai 7. Konon dari lantai tersebut kita bisa duduk-duduk di dalam taman sambil melihat kota Birmingham dari lantai 7.




Sempat ingin buat vlog pas di sini tapi karena resolusi kamera kurang memadai, vlog itu pun tidak tercipta.

Setelah puas melihat-lihat pemandangan dan mengunjungi perpustakaan terbesar di Birmingham. Saya langsung kembali ke the ICC untuk mengikuti sesi selanjutnya yang akan dipresentasikan oleh teman saya Anna.

Bagi teman-teman yang akan traveling ke Birmingham, wajib mengunjungi perpustakaan ini.


Saya kembali lagi ke the ICC dan mencari ruangan Anna. Ketika saya tiba, dia sudah memulai presentasinya. Di sini, seluruh acara berjalan tepat sesuai dengan jadwal. Tidak ada yang mengulur-ulur waktu.

Anna mempresentasikan hal yang sederhana tapi menarik untuk didiskusikan, yaitu tentang 21st Century Teaching Skills. Di era abad 21 ini, guru bahasa Inggris harus bisa mempunyai kemampuan mengajar yang bisa membantu guru untuk mengajar dengan efektif dan menarik. Dia merangkum semuanya dalam FACE IT.



Anna menyampaikan presentasinya selama kurang lebih 45 menit. Anna kemudian menutup presentasinya. Saya menyempatkan diri untuk mengobrol dan berfoto sebentar dengan dia karena ini hari terakhir saya bisa bertemu dengan dia. Mudah-mudahan suatu hari kami bisa bertemu di kampungnya Anna di New Zealand. Amin.


Saya dan Anna

Selesai berfoto, saya beranjak menuju hall 1 untuk mengikuti plenary session yang terakhir. Sebelum memasuki hall saya, diminta untuk memberikan name tag saya untuk mengikuti raffle Ipad 2.Lumayan sih hadiahnya. Tapi saya lebih memilih menyimpan name tag saya sebagai kenang-kenangan sekaligus bukti kalau saya pernah mengikuti konferensi di luar negeri :p

Plenary session yang terakhir ini ternyata dibawakan oleh seorang story teller bernama Jane Blake. Dia bercerita tanpa teks dan dengan ekpresi yang bisa membuat orang tersenyum dan tertawa. Saya sungguh menikmati ceritanya sampai akhir.

Jane Blake


Tibalah saya di closing conference ini. President of IATEFL naik ke stage, mengucapkan terimakasih dan memutarkan sebuah video yang merangkum keseluruhan acara IATEFL Conference 2016 ini. Saya merinding, terharu dan bersyukur karena bisa mengikuti conference ini dan bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara. Saya juga bangga karena saya menjadi satu-satunya orang Indonesia dari 50 orang yang mendapat scholarship dari IATEFL UK. Thank God!




I'm gonna miss Birmingham for sure :')


Setelah closing, kami diingatkan kalau tahun 2017 IATEFL Conference selanjutnya akan diadakan di Glasgow, Scotland. Lebih jauh lagi ternyata. Thank God, saya memilih untuk datang di tahun 2016 di Birmingham karena konon kota terbesar kedua di Inggris ini merupakan kota yang tidak terlalu mahal seperti London :p Plus hanya 2 jam dari London. Ngga kebayang kalau saya harus ke Glasgow. Tiketnya lebih mahal euy.

Anyway, seluruh peserta conference pun berpisah satu dengan yang lain. Tidak lupa kami mengambil refreshment yang sudah disediakan pantia. Tumben nih cocok dengan lidah saya hehehe.

The Last Refreshment


Saya juga tidak lupa untuk mengucapkan salam perpisahan kepada Sherly dan temannya. Semoga suatu saat kami bisa bertemu lagi di UK :) Amin ya, Sher?

Saya dan Sherly

Selesai mengikuti conference ini, saya tidak langsung mengambil koper saya di flat. Saya mampir di 3 store dulu untuk memperbaiki paket data 3 UK saya yang tidak berfungsi dari kemarin. Untung saja saya tidak perlu bayar. Gratis. Dari situ, saya ke kantor pos di city centre. Saudara saya, Melissa, minta tolong untuk mengirimkan paket untuk temannya di Cambridge. Ternyata di sini semuanya serba self-service jadi ngga banyak antrian. Saya sempat bingung sih saat mencetak alamat dan membayar biaya pengiriman. Thanks to mba2 bule dan petugas kantor pos yang baik hati mau menolong saya.

Dari kantor pos, saya langsung ke flat untuk mengambil koper dan barang-barang saya yang ada di sana. Saya pun di sambut Magda dan tidak lupa saya mengucapkan terimakasih dan berfoto dengan Magda dan Attilio yang kebetulan juga sedang berada di rumah.Saya juga sempat dipesankan taksi oleh mereka sampai ke tempat pemberhentian bus ke London.

Saya, Magda & Attilio

Sampai di pemberhentian bus. Ada satu bus yang sedang berhenti di situ. Karena jadwal keberangkatan saya masih pukul 5 sore. Saya pun santai saja sambil memainkan ponsel saya. Ternyata bus yang di situ adalah bus yang seharusnya saya naiki. Saya panik karena kalau saya ketinggalan busa berarti saya harus membeli tiket lagi dan itu mahal. Thank God, ada kenek bus di situ, saya ditolong dan bisa menaiki bus selanjutnya tanpa harus bayar lagi. Thank you, Sir!


Akhirnya saya dapat bus juga dan kembali ke London! It took 2 hours! Ngga enak banget sendirian. Ngga ada yang bisa diajak ngobrol. Bule-bule ini ngga seperti orang Indonesia yang walaupun belum kenal banget bisa diajak ngobrol selama perjalanan. Untung ada wifi gratis di dalam bus itu jadi saya ngga kesepian amat hehehe.

2 jam berlalu, dan saya tiba di Victoria Coach Station dan meneruskan perjalanan kembali dengan tube ke Lewisham.

Nantikan cerita terakhir saya di London ya! Dijamin seru :))
 

P.S. Ngga terasa sudah hampir setahun berlalu. Rasanya baru kemarin saya ke Birmingham sendirian :')


You Might Also Like

4 comments

  1. Aaaa seru banget pengalamannya. Pengen deh suatu hari bisa kesana. Aaamin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin. Pasti bisalah ke sana :) yang penting nabung karena biaya akomodasi di sana agak mahal hehehehe

      Delete
  2. Replies
    1. Sayang waktu itu saya ngga sempet foto sama Bapak Professor >.<

      Delete

Give Me Your Comment