Sejak bulan April lalu, dahaga menonton drama korea terpuaskan karena partner kerja baru saya ternyata suka koleksi drama korea! *terharu* Partner kerja baru saya ini padahal seorang cowok loh *tambah terharu* Dia merekomendasikan koleksi drama korea yang tersimpan di dalam hardisk nya lalu memberikan izin untuk memindahkan beberapa drama yang direkomendasikannya ke dalam laptop saya :)

Setelah saya selesai memindahkan drama tersebut ke dalam laptop, saya memutuskan untuk menonton salah satu dari beberapa drama rekomendasi dari teman saya. Pilihan saya jatuh pada drama: "Queen's Classroom". Drama ini terdiri dari 16 episode saja.Tidak seperti sinetron Indonesia yang terdiri dari beratus bahkan beribu-ribu episode.

Drama ini menceritakan tentang konflik dan perjuangan seorang guru SD "killer", Ma Yeo Jin (Ko Hyun Jung) dengan murid-muridnya. Guru "killer" ini suka sekali "menyiksa" murid-muridnya. Dia terlihat kejam sekali padahal dia sebenarnya adalah guru yang peduli juga akan murid-muridnya. Adegan yang paling membuat saya terharu adalah ketika si  guru yang kelihatannya cuek kepada salah seorang murid yang ditinggal oleh mamanya, yang berkerja sebagai wanita penghibur, ternyata setiap malam menghampiri mama anak tersebut di tempatnya bekerja dan memohon kepada mama anak itu untuk dapat berhenti bekerja dan lebih baik memikirkan anaknya. Jarang sekali sekarang guru seperti itu apalagi di Indonesia.

Queen's Classroom berhasil membuat saya mewek. Baru kali ini saya menitikkan air mata ketika menonton k-drama :( Buat yang belum nonton terutama untuk kalian yang menyebut diri seorang guru, coba deh tonton lalu renungkan. Sudahkah kita menjadi guru yang tegas? Sudahkah kita peduli akan murid-murid kita? Atau kita hanya peduli pada seberapa besar gaji yang kita terima selepas mengajar?

Sore tadi tidak sengaja saya kembali bertemu dengan seorang anak yang dulu tinggal di sebelah rumah saya, sering main ke rumah dan sudah saya anggap seperti adik sendiri. Anak tersebut ada di dalam foto di atas. Dia adalah seorang anak perempuan yang sekarang sudah berumur 4 tahun dan sangat pintar.

Setiap kali melihat foto di atas, memori saat saya bermain dengan riang di rumahnya maupun rumah saya terkuak kembali. Saat-saat saya menemani dia belajar jalan, naik mobil keliling, memutarkan video lagu anak berbahasa Inggris di laptop saya untuk dia tonton dan banyak hal lainnya. Sayangnya semua itu hanyalah memori yang bisa dikenang.

Saat ini saya tidak bisa lagi bermain dengannya karena rumah kami tidak berdekatan lagi. Dia pun sekarang sudah jarang ke rumah saya. Sesekali ke rumah hanya untuk menemani ibunya menjemput kakaknya yang kebetulan les privat dengan kakak saya.

Saya jadi teringat sebuah kutipan,

Foto selalu bisa membuat sebuah momen abadi tetapi tidak bisa membuat  kita kembali menikmati momen tersebut. So, enjoy every moment with your beloved one :)